Kamis, 09 April 2009

IBU, I miss You so much

Sudah satu pekan isteri saya terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.
Suatu pagi saya dipanggil dokter yang merawat istri saya. Dokter berkata, pak Jamil, kami mohon ijin untuk mengganti obat Ibu.Sayapun menjawab, "Mengapa dokter minta ijin saya?", bukankah setiap pagi, saya membeli berbagai macam obat di apotik, dokter tidak minta ijin saya?'. Dokter itu menjawab, Karena obat yang ini mahal, pak".Memang harganya berapa dok?, tanya saya, dokter itu dengan menatap,"duabelas juta erupiah sekali suntik". "Hah, dua belas juta rupiah dok!"Lantas berapa kali sehari suntik dok?" "sehari tiga kali suntik, pak"
Setelah menarik naps panjang, saya menjawab." Berarti sehari tigapuluh enam juta", dok?" Saat itu butiran bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit istriku, sementara saya berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istriku segera ditemukan". "Pak, Jamil, kami berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak dapat dideteksi secara tepat. Kami harus sangat hati-hati, karena istri Bapak sedang hamil 8 bulan. Baiklah, kami akan berusaha, sekali lagi, tapi bila tidak ditemukan kami akan menggantu obatnya pak", jawab dokter.
Setelah percakapan usai, saya pergi menuju musholla dekat ruang ICU. Saya melakukan sholat dan saya berdoa, "Ya Allah, Ya tuhanku....Aku mengerti bahwa Engkau pasti menguji semua hambaMu. Akupun mengerti bahwa setiap kebaikan, pasti ada balasannya, dan setiap keburukan yang aku lakukan pun ada balasannya.Gerangan apakah keburukan yang aku lakukan, hingga sakit istriku berkepanjangan, tabungan telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah.Berikan Aku petunjukMu. Engka Maha Mengetahui guratan urat dileher nyamuk. Dan Engkau mengetahui hal kecil dari itu.Aku pasrah kepadaMu Ya Allah.BagiMu amat mudah menyembuhkan istriku..semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagad raya ini.
Ketika saya berdoa, tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun silam. Ketika itu saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya tidak membayar SPP yang hanya Rp 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu yang hanya Rp.125. Saya ambil untuk membayar uang SPP, sisanya saya pakai jajan.
Ketika Ibu tahu bahwa uangnya hilang, ia menangis, sambil terbata berkata,"Pokoknya yang ambil uang itu kualat...yang ambil kualat..." Uang itu sebenarnya akan dipakai untuk membayar hutang Ibuku. Melihat itu saya tak berani mengaku, bahwa sayalah yang mengambil uang itu.
Usai berdoa saya merenung,"Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa atas perbuiatan saya di masa lalu."Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomer telepon dimana ibu saya ada dirumah menemani tiga buah hati saya, maka saya bertanya kepada ibu,"BU, apakah Ibu ingat ketika Ibu kehilangan uang sebanyak seratus duapuluh lima rupiah, puluhan tahun lalu?'
"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ambil duit itu Mil,. Duit itu sanagat Ibu perlukan untuk bayar hutang.Kok teganya ada yang ambil", Jawab Ibu.Mendengar jawaban Ibu, saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir dipipi.Sambil terbata, sayaberkata, "IBu..maafkan saya...yang ambil uang utu saya, bu....saya minta maaf sama Ibu.Saat nanti bertemu saya sungkem sama Ibu. Saya jahat telah tega sama Ibu"..Suasana hening sejenak. Tidak lama kemudian saya dengar dari telepon, Ibu saya berkata."Ya Tuhan, pernyataanku aku cabut, yang ambil anakku ternyata anak laki-lakkiku, aku maafkan dia. "Setelah memasyikan Ibu telah memaafkan saya, saya akhiri percakapan ditelepon dengan memohon doa darinya.
Kurang lebih pukul 12.45saya dipanggil dokter, setibanya diruangan sambil mengulirkan tangan kepada saya dokter berkata."Selamat, penyakit istri bapak sudah ditemukan, ternyata, infeksi pangkreas. Panasnya sudah kami obati, setelah ini, kami akan operasi untuk mengeluarkan bayinya dalam perut ibu'.Bulu kudukku merinding mendengarnya. " Saya meninggalkan ruangan itu sambil berkata"Terimakasih dokter, semoga Tuhan membalas kebaikkan dokter.
Sambil meninggalkan ruangan itu saya berbisk pada diri sendiri,"IBU,I miss you so much..

tulisan asli oleh Jamil Azzaini Senior trainer penulis bukuBest seller KUBIK LEADERSHIP
disalin dari majalah Al Haromain.mudah-mudahan bisa jadi inspirasi....

Tidak ada komentar: