Senin, 27 April 2009

Kekuatan Niat penentu pondasi pernikahan


Berbagai maslah dalam sebuah pernikahan, seringkali begitu mudah saat ini orang berpikir akan perpisahan. Kata cerai seperti tiada nilai. Hal sakral berucap janji bersaksi untuk sehidup semati mudah sekali dikhianati.Apalagi pernikahan di jaman ini, perselingkuhan, teman tapi mesra ataupun sekedar jalan denga lawan jenis, padahal sudah berkeluarga dianggap hal yang biasa saja.Virus ini melanda di setiap celah hidup yang tak lagi mengenal profesi ataupun tokoh terpandang di masyarakat kita.adakah ini pertanda jaman yang makin tua.dimana nilai-nilai agama tak lagi kuat digenggam para umatnya?.Apapun itu, mudah-mudahan kita masih bisa menjadi umat yang sedikit yang tetap menjaga nilai-nila sebuah kelurga.
Hal apa saja yang mampu menguatkan kehidupan berkeluarga?
1. Niat
Tengoklah kembali, awal kita menjalin pernikahan, adakah niat telah kita tetapkan.Niat apa yang tergaris didasar hati yang paling dalam?Adakah hanya kecantikan saja, ataupun harta dan jaminan kemapanan semata?Adakah disana niat tuk mersaih kebahagiaan sampai akhirat kelak. Kebahagiaan yang tidak cuma bersandar pada hal yang bersifat nisbi. Adakah kesholehan telah jadi tolok ukur utama diatas semua standarisasi dunia. kalao itu yang di pegang , insya Allah kebahagiaan abadi telah digenggam. Bagaimana bila di perjalanan terjadi pergeseran?saat itulah, coba kita dudukkan hati kita, tundukkan lagi pikiran kita, untuk kembsali berada pada koridor niat yang pertama.Hal ini tidak bisa sendiri, harus bersama bersama pasangan kita. Adalah dia memang bukanlah malaikat yang sempurna, tapi dengannyalah kesempurnaan itu tercipta.Yang lain cumalah ilusi, yang tampak indak saat dia belum dimiliki, bila telah terjebak dalam cinta terlarang, semua kan tampak nyata tipuan syetan menjebak begitu dalam.

2. Kuatkan syariat dengan Ilmu
Hidupkan rumah tangga dengan terus saling mendoakan pasangan hidup kita.Jangan biarkan celah -celah memasuki antara kita dan pasangan kita.Janganlah sering curhat pada orang yang bukan pasangan hidup kita. Pakailah penjagaan syariat yang memang Al;lah telah gariskan,dimana kita telah dilarang berkhalwat,dilarang untuk pergi berdua selain bukan muhrim, dan dilarang bersepi-sepi.semua itu hikmah untuk menjaga kita agar tidak terjebak pada perzinaan yang merupakan dosa besar.aapalagi dilakukan oleh orang yang telah berkeluarga.Lakukan penjagaan terus menerus dengan terus menjaganya dengan ilmu, mudah-mudahan Allah akan memberi kan cahaya keberkahan bagi keluarga yang tetap menjaga syariatnya, yaitu berupa kesholihan anak keturunannya.

3. Hidupkan cinta dengan terus menghiasi diri dengan akhlak mulia.
Cinta tak cukup dengan wajah yang tampan dan cantik rupawan. tapi cinta kan selalu tumbuh bilah akhlak mulia menghiasi di setiap tutur dan prilaku.meskipun usia boleh udzur tapi cinta tak pernah luntur. Hidupkan dengan menjaga itsar dalam keluarga. Yaitu selalu mengutamakan kepentingan orang lain di banding diri sendiri.Banyaklah memalumi atas kekurangan, dan ridho atas ketidak sempurnaan. Lengkapi dengan banyak memberi bantuan, insyaAllah cinta kan tetap bersemayam. Adalah Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam, membiarkan Aisyah Rodiallahu Anhu, bermain boneka, bahkan beliau kadang ikut pula dalam permainannya. Kadan pula beliau, masih suka menjahit bajunya sendiri, tanpa memuntut istrinya untuk terus melayani kebutuhan beliau. Itulah Itsar dalam keluarga.

Sepiku.....

Dalam sepiku.....
Dalam diamku...
cerita-cerita berlarian di benak pikirku..
mengenangmu..
mengingatmu...
jauh...
hilang... tumbuh...
inginku...
rinduku...
hasratku...
semua menggebu...
bergelut dalam bayang-bayang bisu...
wujudmu...
mimpiku...
senyummu...
mengulas dalam anganku...
biarlah...
berlalu..
biarlah cuma sebatas kalbu...
untukmu..
yang tak pernah pergi
dalam mimpiku..

Senin, 13 April 2009

Ibuku, inspirasiku...

Lahir, disebuah kota besar di Jakarta,Jelambar Raya. tepatnya. Disitu, masa kanak-kanakku habiskan.Menyenangkan.Aku tinggal bersama 4 saudara kandung.dari Ibu yang .dalam memoriku..dia sosok yang begitu lembut. sangat tekun beribadah. dan tak pernah banyak bicara.Keadaannya yang sering sakit.membuatnya selalu berbaring lemah.sementara kami, anak-anaknya begitu ceria, tanpa tahu betapa ia menderita akibat sakit yang dirasa.Sebut saja..Sumijati,namanya. wajahnya yang lembut, tubuhnya yang mungil, dan rambutnya yang panjang hampir sampai ke lutut, selalu disisirnya dengan lembut.Saat Ibu menyisir rambutnya, aku pasti duduk disampingnya..serasa asyik mengikuti ayunan tangannya menyisir helai demi helai rambutnya yang hitam dan panjang. Mungkin itu dulu yang membuat ayahku tertarik pada ibu.Kulitnya kuning langsat.dengan bola mata yang bulat memanjang.sorot mata yang lembut tapi tajam, membuat Ibu, jadi sosok yang begitu menentramkan.Aku selalu senang bila duduk dipangkuan Ibu bila beliau selesai sembahyang.Ibu membiarkanku duduk dipangkuannya, sambil terus ia ucapkan doa-doa panjang yang tak ku peduli apa artinya. aku hanya merasakan kedamaian yang dalam..saat tangannya menengadahkan bersama doa-doanya.
Terekam dalam memoriku, setiap pagi menjelang , sebelum subuh dan sebelum kokok ayam jantan memperdengarkan suaranya.Beliau, pasti telah tegak berdiri dalam balutan mukena putih dan sajadah panjangnya.Berdiri tegak bagai pohon yang kokoh.tunduk, seakan beliau tenggelam dalam permohonannya yang dalam.Ya...Ibuku..begitu kuat dalam ibadah,seakan ia mengerti bahwa ia tak akan pernah lama bersama kami.
Aku adalah sosok anak kecil, berumur 5 tahun..yang lincah, meski sangat pemalu.Ibuku sering memintaku untuk membelikan sesuatu di warung, dan itu hal yang paling suka aku lakukan, karena setiap pulang dari warung, sisa kembaliannya, aku belikan jajan. Pernah suatu ketika, aku takut meminta uang Ibu, padahal, aku ingin sekali membeli mainan balon tiup, kesukaanku, kalau tidak salah seharga 5 rupiah.Diam-diam, aku sering mengambil uang jajan dari dompet beliau yang terselip.dibalik kasur ranjang tempat kami tidur.Sekali dua kali Ibu, tak pernah tahu.Tapi sepertinya Ibu tahu tapi pura-pura tidak tahu..Akhirnya ada suatu saat sembari beliau melipat mukena putihnya, beliau berkata dengan lembut."Tari..kalau mau jajan bilang aja sama Ibu..Nanti Ibu pasti beri kamu uang.Gak usah sembunyi-sembunyi ya". Entah mengapa, kalimat yang datar namun dalam, sudah cukupo membuatku tak ingin lagi mengulangi perbuatan terlarang.Paling-paling kalau aku ingin sesuatu, pasti aku akan terus mengejar dIbu, dengan pertanyaaan,"Ibu mau beli ke warung?, ntar Tari yang belikan ya?", Ibu pasti udah tahu arah pertanyaanku....terkadang aku sengaja menemani Ibu memasak di dapur,berharap ada saja bumbu yang kurang, supaya aku dapat uang jajan utk beli mainan yang aku suka..
Waktu kecil, untuk ukuran anak perempuan seusiaku.Aku tergolong tomboy,meski itu hanya aku lakukan dirumah. Di sekolah, aku adalah gadis cilik pemalu, yang gak pernah berani main dan keluar dari bangku di Taman Kanak-Kanak,.hingga seringkali, teman-teman menggodaku.Ada yang coba, mencolekku atau juga memanggil, namaku.tapi aku gak perah bergeming menanggapinya. entah kenapa aku juga gak pernah tahu. saking pem,alu dan takutnya di sekola,pernah saat aku kebelet mau ke toilet, aku gak berani bilang sama buGuru.Diam, dan akhirnya aku mengompol di kelas.Basah semua rokku, tapi tetap saja aku diam.tapi bila bel sekolah berbunyi, dan bermain dirumah, akus eperti berubah menjadi nak kecil yang pemberani. Jago kandang.saking beraninya, aku pasti ikut permainan laki-laki.Ya kakakku yang sulung slalu megajakku pergi bermain. saat musim layangan tiba, aku bersama kakan laki-lakiku mengejar layang yang putus, nanti pasti aku kebagian yang pegang layangnnya.Pernah juga waktu musim adu ikan cupang. Wah asyik juga..bersama kakak, aku ikut memilih ikan mana yang bagus. Gak aku mengerti tapi, aku merasakan asyiknya bermain bersama teman kakakku yang laki-laki.Kadang juga kita bermain kemah-kemahan sambil memasak nasi, dihalaman rumahku yang memang jadi markas berkumpulnya anak-anak waktu itu.Kakakku pasti jadi pimpinannya.Sedang Ibu selalu membiarkan kami bermain dengan segala imajinasi yang kami punya.Fisiknya yang lemah tak terganggu oleh keributan yang kami ciptakan dirumah.
Bila saat maghrib tiba, Ibu selalu membimbing kami, untuk sholat jamaah bersama, membuka ayat demi ayat alQuran,membimbing kami untuk membacanya hingga kami benar-benar mampu membacanya dengan baik.
Meski aku sudah dapat mengaji bersama Ibu, beliau tetapsaja memanggilkan guru mengaji dirumah.Pak Jajang, namanya. Beliau guru agama sekolah.setiap dua kali seminggu beliau mengajarkan kami mengaji dirumah,bersama teman-teman. Wah rumahku gak pernah sepi dari suara riuh teman-temanku. Itulah yang menginspirasiku, mengapa aku begitu ingin punya rumah yang besar ,dimana tak ada sekat,status sosial yang menghalangi, dimana yang ada hanya ketulusan tuk berbagi..seperti Ibu.
Bila sudah selesai mengaji bersama Ibu, giliranku belajar bersama ayah.Saol apapun bisa ditanyakan pada beliau. Beliau, sosok ayah yang bersahaja, pekerja yang taat,ulet dan selalu semangat.Dari Ibu pula beliau belajar melakukan sembahyang, mengeja huruf-huruf alQur'an.Fisik Ibu yang lemah,menyimpan kekuatan ruhiyah yang memberi energi jiwa diruang keluarga...Ahhh andai Ibu..bisa menemaniku hingga dewasa....Banyak hikmah dan ilmupasti kutemui disana.
Diusiaku yang menginjak 7 tahun.Ibu mengandung adikku yang kelima.Krena fisik yang lemah digerogoti penyakitnya. Beliau tetap berpegang pada keyakinannya,untuk tidakj mau ber KB. Terdenganr kolot.Tapi itulah Ibu.Disaat kehamilannya menginjak bulan keenam, mata Ibu terlihat kuning..Akupun bertanya dengan polosnya."BU, kenapa mata Ibu kok kuning'"emang Ibu sakit.?"Ibu hanya tersenyum, sambil tertap menuangkan nasi kedalam piringku.Lauk yang tersaji emangkuk sup diberi kacabg hijau, itu pasti ada dimeja. Aku gak suka..tapi aku gak pernah protes untuk itu.Apapun pasti aku melahapnya, tanpa menyadari penyakit Ibu kian hari kian parah...
Menjelang kelahirannya Ibu makin terus terbaring di ranjangnya.Ditenmani seorang tante yang selalu siap melayani Ibu.Dipandangi wajah Ibu saat tidur..begitu dalam dan tenag..Sambil berlinang air mata..Tante coba bangunkan Ibu."MBakyu,yu...bangun..sholat yu..?pelan dibukanya mata Ibu perlahan..sambil setengah berbisik. Ya..bantu aku ambil air wudlu ya!"Dituntun Ibu kekamar mandi, dipapahnya untuk melakukan sholat sambil berbaring.Itu dilakukan sepanjang hari.Dan beliau tak pernah menghentikan menjalankan ibadah sunnahnya meskli raga sudah tak lagi berdaya.
Di hari-hari terakhir kepergiannya..Ibu seakan mngerti bahwa ia tak akan mampu hidup lebih lama lagi..Dipanggilnya adik Ibu.untuk duduk disampingnya..Mul, aku sudah gak kuat.titip anak-anak ya..hari-hari Ibu kian terasa lemah. Dengan sabar tante merawat Ibu dan kami anak-anaknya.Disekanya wajah Ibu, yang makin kuning, dan pucat, sambil mengahrapa Allah kan beri keajaiban.Usia kandungan Ibu kian tua, hingga menjelang subuh, saat kami semua terlelap dalam tidur.Ibu sudah di bawa kerumah sakit. Adikku Tito yang baru berusia 3 tahun, menagis mencari Ibu."Tante, Ibu dimana?''.Ibu mau melahirkan adik dibawa kerumah sakit.remang-remang suasana fajar pagi itu, tak kurasakan bahwa itulah hari terakhir kami bersama Ibu. Terlelap lagi kami, dalam kepolosan bocah tak mengerti, betapa hati tante galau, dan bingung akan bagaimana nasib kami, bila ibu mereka pergi tuk selamanya.
Pagi Itu, kami melakukan aktivitas seperti biasa, dan ayah tak kunjung pulang dari rumah sakit. Tapi beliau mengabarkan bahwa Ibu sudah melahirkan bayi laki-laki.AAH..punya adik lagi..pikirku..ya..tanpa beban aku merasa senang saja..keluargaku makin bertambah.Sore itu ayah pulang dari rumah sakit.membawa baju-baju kotor Ibu dan dengan wajah sedih, eperti ada yang mengganjal di hatinya....Tiba-tiba Ayah memanggil tanteku.".Yati..sini sebentar?'tante berjalan dengan langkah perlahan, seperti tahu ada berita buruk yang bakal di dengar."hari ini, mbakyumu koma, Ti...sambil menelan ludah bapak meneruskan ceritanya..Levernya udah pecah...sulit untuk di tolong lagi...?dokter udah membantunya dengan oksigen."butir-butir airmata mengalir di wajah tante, yang waktu itupuin sedang mengandung bayi pertamanya.?Tak kuasa ia menahan tangisnya..disembunyikan dibalik saputangan yang terus digenggamnya. Dia adik Ibu, yang paling tahu keadaan Ibu..Dia selalu ikut Ibu sejak Ibu masih sekolah hingga kini telah menikah...Dan..dia pula yang paling mengerti betapa Ibu sosok kuat yang begitu lemah karena sakitnya.Sejak hari itu..Ibu tidak bisa lagi diajak bicara . Selang oksigen terpasang dibadannya.sendi-sendinya tampak biru legam.Tubuhnya menguning.dan perutnya membuncit.Karena pembengkakan hati yang cukup kronis.Sedangkan adikku yang baru dilahirkan terpaksa tidak bisa mendapat ASI ekslusifnya..Dia langsung mendapat perawatan khusus, untuk mencegah penularan.
Hari itu..rumahku penuh dengan para tamu.kursi-kursi rumah dijajar diluar.Tikar-tikar digelar, pengajian dikumandangkan.Banyak sekali tamu datang, semua memandang kami dengan rasa penuh iba, tak mampu berkata.Tiba-tiba ayah mengajak kakakku yang pertama untuk melihat Ibu dirumah sakit. Waktu itu aku merengek ingin ikut, tapi ayah gak ijinkan."Ntar ya kaka dulku,gantian, "alasan ayah padaku."Sepanjang jalan semua nasihat ditumpahkan,agar kaka mampu tenang dan sabar, bila nanti melihat Ibu.Terdiam,seakan mengerti apa yang sedang terjadi.Setiba di rumah sakit..Ibu dengan matanya yang sayu, tanpa mampu mengucap kata-kata, tampak gelisah, seperti ada yang ingin dinantinya.di depan pintu kamar rumah sakit..dengan menggandeng tangan kakak, ayah membisikkan sesuatu ditelinga Ibu,"Ma ini anakmu...aku ikhlaskan mama pergi, insya Allah anakmu aku rawat dengan baik.Perlahan Ibu tersenyum, dikatupkan matanya....dan Inalillahi wainnailaihirojiun...Ibuku pun pergi tuk selam-lamanya...Tak ada yang bisa terungkapkan kesedihan yang mendalam...seperti jadi goresan luka yang tak akan pernah hilang tuk selamanya.
Pemakaman Ibu begitu mengharu biru. 10 kendaraan beriringan tak terhentikan oleh lampu merah jalanan , di sepanjang jalan menuju pemakaman karet Jakarta."Ibumu orang baik nak"..begitu semua mengatakan..Hingga selesai pekuburan hujanpun mengguyur.Tanda alam seakan ikut membaur dalam kesedihan yang dalam.Ya...Dialah Ibu sosok yang kupanggil Ibu hanya sampai 7 tahun usiaku..Begitu berartinya beliau bagiku.,memberi inspirasi.bahwa sosok Ibu haruslah orang yang kuat dalam ruhani..yang dengannya membimbing anak-anaknya menggapai cita-cita.meski tanpa kehadirannya disisi kami..SEmoga Allah menepatkannya di tempat mulia di sisiNya. Amien

Sabtu, 11 April 2009

Sedikit cerita tentangku...

Sebagai seorang yang sering jadi tempat berbagi orang-orang sekitar ku...Alhamdulillah kusyukuri itu...meski aneh juga..rasanya. Saya bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.Tapi begitu dekat dengan saya..orang bisa mencurahkan masalahnya dan uneg-unegnya untuk berbagi..Sampai-sampai suamiku heran...Ya.."Gawanmu bu",komentarnya..Udah auranya begitu ,kata suami.
Akhirnya kuputuskan untuk lebih mendalam i ilmu psikologi secara otodidak.dan mengikuti banyak pelatihan energi psikologi diantaranya SEFT.Dikombinasi dengan perjalanan ruhani dan kajian- ilmu yang coba saya istiqomahkan .membawa saya pada kedewasaan dan kematangan berpikir..yang dulu saya idamkan.Saya sangat terobsesi dengan sebuah hadist."Innamal buitstu li utamima makaromal akhlak"Tidaklah aku diutus (Rosululloh SAW) melainkan untuk memperbaiki akhlak. Bagi sya...tak ada cita-cita tertinggi melebihi..terbangunnya akhlak Islami. Masing-masing manusia memiliki pembawaan atas watak lahir.tetapi proses hidup, pola asuh,ilmu yang diterima, mampu memolesnya menjadi paling tidak memperbaiki diri untuk menjadi...manusia yang lebih berbudi..Sepertinya hidupku..pun adalah pengajaran ilahi...yang terberi untuk bisa membuat aku lebih mengasah diri...Ya mulai terbuka hikmah-hikmah ilmu..yang aku dalami...mudah-mudahan semua berakhir mencapai kemuliaan diri.Amien.

Jumat, 10 April 2009

Aku hanyalah seorang perempuan.......

Aku hanyalah seorang perempuan...
yang terlahir...untuk menjadi
perempuan yang ingin selalu berbuat..
berbagi...dan bersikap..
untuk bisa mulia di hadapanMu
Aku hanyalah seorang perempuan
yang terlahir..untuk menjadi
ibu.....yang mencurahkan cinta untuk anak-anakku
menjaganya..mendidik dengan segenap jiwaku
apapun yang aku mampu
ku kan terus belajar tuk bisa membawanya..
pada ketinggian derajat insan mulia
Kutitipkan mereka dalam doa-doa panjangku
Tuhan...
Kutitip mereka untk ilmu yang tak bisa kuberi
Kutitip mereka untuk penjagaan yang tak mampu kulakukan
Kutitip mereka untuk meraih impian yang tak kuasa kuwujudkan
kutitip mereka dengan segala keterbatasanku menjadi seorang Ibu..

Aku hanyalah perempuan..
Yang terlahir untuk menjadi istri..
dari suami yang terberi....
terkirim buatku mengabdi...
Kesetiaanku jaga untuk dia....
Segala pikiran dan doa untuknya..
Kurasakan bebannya..
berbagi dalam sukaduka
menyatu dalam ikatan cinta yang penuh berkah..
ketika sulitnya hidup dihadapi bersama
dalam ketundukan atas takdir yang Maha Kuasa
Ketika sukacita...disyukuri sebagai penghibur
yang diberikan oleh Dzat Yang Maha Pemilik Jiwa

Aku hanyalah perempuan..
Yang terlahir untuk menjadi seorang hamba..
yang mencoba berbuat untuk sesama..
Tuhan...
ijinkan aku membagi cintaku tuk semua
ijinkan aku membagi rizki yang terberi..
untuk semua orang yang merasa
aku mampu memberi...
ijinkan aku ...dengan tanganku..
Kuberi rasa sayangku..
ijinkan aku....dengan jiwaku..
membawa damai setiap insan yang mengharap
pertolonganku..
Ijinkan aku Tuhan..
untuk terus berbuat..
sepanjang nafas....
sampai Engkau memanggilku..

Kamis, 09 April 2009

IBU, I miss You so much

Sudah satu pekan isteri saya terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.
Suatu pagi saya dipanggil dokter yang merawat istri saya. Dokter berkata, pak Jamil, kami mohon ijin untuk mengganti obat Ibu.Sayapun menjawab, "Mengapa dokter minta ijin saya?", bukankah setiap pagi, saya membeli berbagai macam obat di apotik, dokter tidak minta ijin saya?'. Dokter itu menjawab, Karena obat yang ini mahal, pak".Memang harganya berapa dok?, tanya saya, dokter itu dengan menatap,"duabelas juta erupiah sekali suntik". "Hah, dua belas juta rupiah dok!"Lantas berapa kali sehari suntik dok?" "sehari tiga kali suntik, pak"
Setelah menarik naps panjang, saya menjawab." Berarti sehari tigapuluh enam juta", dok?" Saat itu butiran bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit istriku, sementara saya berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istriku segera ditemukan". "Pak, Jamil, kami berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak dapat dideteksi secara tepat. Kami harus sangat hati-hati, karena istri Bapak sedang hamil 8 bulan. Baiklah, kami akan berusaha, sekali lagi, tapi bila tidak ditemukan kami akan menggantu obatnya pak", jawab dokter.
Setelah percakapan usai, saya pergi menuju musholla dekat ruang ICU. Saya melakukan sholat dan saya berdoa, "Ya Allah, Ya tuhanku....Aku mengerti bahwa Engkau pasti menguji semua hambaMu. Akupun mengerti bahwa setiap kebaikan, pasti ada balasannya, dan setiap keburukan yang aku lakukan pun ada balasannya.Gerangan apakah keburukan yang aku lakukan, hingga sakit istriku berkepanjangan, tabungan telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah.Berikan Aku petunjukMu. Engka Maha Mengetahui guratan urat dileher nyamuk. Dan Engkau mengetahui hal kecil dari itu.Aku pasrah kepadaMu Ya Allah.BagiMu amat mudah menyembuhkan istriku..semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagad raya ini.
Ketika saya berdoa, tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun silam. Ketika itu saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya tidak membayar SPP yang hanya Rp 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu yang hanya Rp.125. Saya ambil untuk membayar uang SPP, sisanya saya pakai jajan.
Ketika Ibu tahu bahwa uangnya hilang, ia menangis, sambil terbata berkata,"Pokoknya yang ambil uang itu kualat...yang ambil kualat..." Uang itu sebenarnya akan dipakai untuk membayar hutang Ibuku. Melihat itu saya tak berani mengaku, bahwa sayalah yang mengambil uang itu.
Usai berdoa saya merenung,"Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa atas perbuiatan saya di masa lalu."Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomer telepon dimana ibu saya ada dirumah menemani tiga buah hati saya, maka saya bertanya kepada ibu,"BU, apakah Ibu ingat ketika Ibu kehilangan uang sebanyak seratus duapuluh lima rupiah, puluhan tahun lalu?'
"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ambil duit itu Mil,. Duit itu sanagat Ibu perlukan untuk bayar hutang.Kok teganya ada yang ambil", Jawab Ibu.Mendengar jawaban Ibu, saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir dipipi.Sambil terbata, sayaberkata, "IBu..maafkan saya...yang ambil uang utu saya, bu....saya minta maaf sama Ibu.Saat nanti bertemu saya sungkem sama Ibu. Saya jahat telah tega sama Ibu"..Suasana hening sejenak. Tidak lama kemudian saya dengar dari telepon, Ibu saya berkata."Ya Tuhan, pernyataanku aku cabut, yang ambil anakku ternyata anak laki-lakkiku, aku maafkan dia. "Setelah memasyikan Ibu telah memaafkan saya, saya akhiri percakapan ditelepon dengan memohon doa darinya.
Kurang lebih pukul 12.45saya dipanggil dokter, setibanya diruangan sambil mengulirkan tangan kepada saya dokter berkata."Selamat, penyakit istri bapak sudah ditemukan, ternyata, infeksi pangkreas. Panasnya sudah kami obati, setelah ini, kami akan operasi untuk mengeluarkan bayinya dalam perut ibu'.Bulu kudukku merinding mendengarnya. " Saya meninggalkan ruangan itu sambil berkata"Terimakasih dokter, semoga Tuhan membalas kebaikkan dokter.
Sambil meninggalkan ruangan itu saya berbisk pada diri sendiri,"IBU,I miss you so much..

tulisan asli oleh Jamil Azzaini Senior trainer penulis bukuBest seller KUBIK LEADERSHIP
disalin dari majalah Al Haromain.mudah-mudahan bisa jadi inspirasi....