Sabtu, 10 Mei 2008
ketika bicara tak lagi bisa dicerna
Kaetika bicara tak lagi bisa dicerna.Tiap orang punya cerita.Tiap orang membuka suara.Asal bicara.Asal mengumbar kata-kata. Tak lagi disadari, tiap kata bisa jadi fitnah yang membakar jiwa. Bagai sumbu yang siap meledakkan kehancuran dimana-mana. Kata-kata membakar banyak butiran kebaikan. Menghapus pesona kebajikan.. Apalagi jika tertangkap orang awam yang hanya berfikir sederhana tanpa punya saringan jiwa. Jadilah dia sebagai kebathilan yang berbalut keindahan kata-kata.Jadilah kata-kata sebagai lumpur kebusukan yang makin menimbun jiwa-jiwa hampa.Cahaya kebenaran kian tenggelam oleh bibir indah yang makin membahana. Inilah keadaan hidup saat ini, kawan.Semua serba abu-abu.Dimana shibghoh Allah mesti kita tegakkan?Dimana Furqon mesti kita perlihatkan. ?......Ajarkan jiwa untuk selalu berkaca.Beri waktu untuk selalu belajar mencari makna.Tundukkan hati untuk senantiasa berfikir.Biarkan jiwa mengalunkan dzikir-dzikir. Disitu bangunaindah pembeda jiwa akan selalu menghiasidiri.Meski noda cacian tak pernah berhenti, tapi kita tetap menjadi diri sejati yang punya hati nurani.Teruslah bicara bersama hati yang terjaga.Kuncilah mulutmu, dengan terus tundukkan jiwa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar