Sabtu, 02 Agustus 2008

MENDIDIK ANAK DENGAN HATI

Anak-anak adalah kertas putih yang terlahir dengan segenap potensi fitrah yang Allah anugrahkan untuk bisa kita, orangtua kembangkan.mereka terlahir bukan untuk menghadapi tantangan zaman ini tapi, mereka akan dilahirkan untuk menghadapi zaman yang berbeda dengan kita.Bagaimana orangtua mampu mendidik mereka untuk bisa bertahan oleh kerasnya zaman, ataukah, mereka akan tergerus kejamnya zaman yang akan datang.Tengok saja diri kita yang kini telah menjadi orangtua,apakah sama saat dimana masa kecil kita berada. Demikianlah seterusnya.Hidup tidaklah kian menjadi mudah, tapi makin sulit untuk tetap bertahan dalam aqidah dan syari'ah yang mulia.
Sebagai orangtua yang menjadi awal proses pendidikan anak dimulai,haruslah memahami hal-hal yang berkait dengan terbentuknya generasi robbani yang kita impikan.
1.Potensi pembentuk kepribadian
2.Tujuan proses pendidikan
3.Kiat-kiat membesarkan anak dengan kecerdasan emosi
4.Mengembangkan proses kreatif anak
5.Menerima setiap anak dengan ketulusan.
6. Kisah-kisah dibalik tokoh besar,pasti ada sosok ibu yang mulia dan ayah yang agung yang membesarkan dengan cinta
7.Menjadikan doa sebagai kekuatan untuk sebuah proses pendidikan.


1.POTENSI PEMBENTUK KEPRIBADIAN
Proses pendidikan meliputi 3 hal dasar Yaitu:
a.Tarbiyah aqliyah
b.Tarbiyah nafsiah
c.Tarbiyah jasadiyah
Setiap manusia dibekali oleh Allah dengan potensi dasar kemanuasiaannya untuk bisa menjadi Ahsanu taqwim.Manusia yang sempurna.Potensi dasar itu berupa aqliyah, akal dan nafsiyah ,. Keduanya akan membentuk suatu kepribadian. Bagaimana akal dan nafsiyah ini mampu mewujudkan kepribadian yang sempurna, terpengaruh dari bagaimana manusia itu belajar dari proses kehidupannya. Disinilah peran orangtua untuk bisa melukiskan akal dan pribadi anak berdasar aqidah Islamiyah.Akal yang terdidik dengan secara Islami akan menciptakan kecenderungan (muyul) dan pola sikap yang Islami pula. Sehingga ketika seorang anak mencoba untuk memenuhi naluri-naluri yang ada dalam dirinya, dia akan memilih pada hal-hal positif seperti yang terekam dalam dirinya.
a. Tarbiyah aqliyah
Sebagai orang tua, adalah wajib bagi kita memberikan kaidah-kaidah ilmu tentang bagaimana dia sebagai makhluk ciptaan Allah, untuk apa dia dilahirkan, akan kemana dia berjalan,bagaimana dia melewati perjalanan hidupnya.Bila agidah Islamiyah yang kita tanamkan dalam akalnya. Pastilah anak akan memiliki pegangan kuat dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan keyakinannya. Tapi bila, kita tidak mampu menanamkan aqidah yang berupa pola pikir islami dalam kehidupannya, di akan mudah memilih jalan yang benar dan tidak terpengaruh oleh kaburnya jaman.Harus dipahami keyakinan yang tumbuh dari pola pikir yang terbentuk, akan lebih kuat mengakar daripada keyakinan yang tumbuh dari sekedar pembiasaan tanpa pemahaman.Ini bisa kita ambil contoh, bagaimana Nabi Ibrahim kecil mencoba mencari Tuhannya dengan cara berpikir tentang alam sekitarnya.Bandingkan dengan kita, yang mendapatkan keislaman sebagai anugrah indah yang diwariskan oleh orangtua kita. Kita tinggal menjalankannya, tanpa mampu memahaminya. Akibatnya ketika jaman berganti, kebiasaan bergeser, bergeser pula kita dari kehidupan Islam yang Indah. Dan anak-anak kitapun makin jauh dari pemikiran Islamnya. Karena jaman yang past1 telah berubah.

B.Tarbiyah nafsiyah
Pendidikan kepribadian menyangkut bagaimana orang tua, mengisi jiwa anak dengan pola kebiasaan yang baik yang sesuai syariat Islam. Mendidik mereka untuk menjadikan Islam sebagi standard kebenaran pasti dari setiap langkah idup yang dijalani. Bukan kebenaran yang berdasar pembiasaan yang bersifat tradisi. Kebenaran Islami memang bukan hal mudah apabila kita tidak punya kaidah dan contoh akan akhlak mulia.Disini orang tua diuji untuk terus menggali ilmu agar bisa menciptakan generasi yang tak cuma pandai tapi juga berakhlak karimah. Sedikit sekali kita mengajarkan arti sabar,arti bersyukur pada anak-anak kita dijaman ini.Arti semangat untuk tetap survive meski hidup dijaman yang tak lagi ramah buat mereka. Lebih banyak anak kita, kita sajikan ilmu alat berupa matematika, sains , agama yang terukur berdasar nilai. Tapi seberapa sering kita mendidik mereka untuk memperjuangkannya cita-citanya dengan niat dan cara yang benar?Menjadikan nilai tidak sebagai tolok ukur, tapi proses mencapainya sebagai acuan seberapa kuat jiwanya untuk memperjuangkan cita-citanya tanpa menghalalkan segala cara, tanpa mengeluh berputus asa, ?Inilah tarbiyah nafsiyah yang perlu dibina.

C. Tarbiyah Jasadiyah
Pendidikan fisik, perlu latihan pula. Rosulloh menganjurkan:"Didiklah anakmu pada tiga hal, berkuda, memanah, dan berenang". Hal ini menggambarkan betapa pendidikan fisikpun menjadi perhatian utama bagi terbentuk generasi Islam.Mukmin yang kuat lebih disukai dari pada mukmin yang lemah. Mengajarkan mereka untuk tetap sehat dan kuat, karena bagaimana mungkin mereka mampu menanggung beban amanah dan tanggung jawab yang besar apabila tidak didukung oleh fisik yang kuat.

2.TUJUAN PENDIDIKAN
Secara umum tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan manusia yang mempunyai kepribadian Islam kuat dan tangguh menuju ma'rifatulloh. Dengan membentuk dan membekali akal dengan tsaqofah ,baik tsaqofah khusus(aqidah, akhlak,fiqh)maupun tsaqofah umum (iptek) serta membentuk pola jiwa dengan ketaatan akan perintah dan larangan Alloh.maka akan terbentuk hamba Allah yang khalifatullh dimuka bumi. Memiliki kepemimpinan yang tawadlu pada kehambaan .Untuk mencapai sasaran itu maka harus dibuat kurikulum yang menggabungkan tsaqofah khos dan 'am. Islam menentang model kurikulum yang sekuler, dimana agama menjadi bagian terpisah dari ilmu-ilmu yang lain.Yang terjadi lahirlah ilmuwan cerdas tapi tak memahami arti ketundukan. Mereka menggunakan kecerdasannya untuk membuat kerusakan dibumi.


3. KIAT-KIAT MENDIDIK ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSI
Pekerjaan paling penting ketika membina sebuah keluarga,adalah menjadi orangtua.Karena kitalah,yang akan mencetak generasi masa depan. Kitalah guru pertama dan terpenting bagi anak-anak. Tidak seorangpun yang memiliki dampak besar pada kehidupan anak-anak kita selain kita sendiri.Hal itu berarti pada saat melaksanakan tugas tersebut kita harus mengerahkan kasih sayang kesabaran, dan tenaga yang dapat kita kerahkan. Walhasil semua perubahan harus melewati rentang waktu. Mengubah perilaku bukanlah sebuah kemusykilan tapi upya mencapainya butuh kehangatan dan ketulusan dari orangtua yang mendambakan anak-anaknya untuk menjadi pribadi berharga dimasa depan.


A.Reward and Punishment
Akan sangat membantu bila kita tahu kapan kita harus memberi pujian pada anak dan kapan pula kita melakukan hukuman. Pujian kita berikan yaitu pada saat:
1.Hal-hal yang telah dilakukan dengan baik oleh anak anda dan anda bisa mengandalkannya.
2.Perbaikan,
3.Usaha positif untuk menguasai ketrampilan baru.

Saat anak-anak sudah bisa bangun tidur tepat waktu,atau membersihkan tempat tidurnya.Puji mereka pada hal-hal yang sudah dilakukan dengan baik.Bisa dipastikan mereka terus melakukan hal-hal tersebut, karena anda meluangkan waktu untuk memperhatikan mereka.Antusiasme dan perhatian anda terhadap upaya anak-nak anda untuk mencapai sukses
dapat terus mereka bawa ke berbagai bidang kehidupan mereka.Tankap setiap kesempatan upaya positif yang mereka lakukan saat mempelajari ketrampilan baru,misalnya,menerima kritik tanpa membantah, mengakui kesalahan, tidak mengomel saat mengerjakan tugas, berbicara sopan di telepon dan sebagainya.

Langkah-langkah pujian yang efektif:
1. Tunjukkan persetujuan anda
Dengan kalimat, yang membuat anak-anak bangga dengan dirinya sendiri."Wow hebat, Subhanallah,anak sholeh,atau sekedar elusan lembut pada rambut mereka.Menunjukkan persetujuan anda menjadikan anak-anak mengerti bahwa anda tertarik pada apa yang mereka lakukan. sebagai balasan mereka akan menjadi puas dengan diri mereka sendiri.
2. Menjabarkan hal-hal positif
Setelah memberi pujian, jabarkan perilaku tertentu yang anda sukai. Pastikan anak-anak anda memahami apa yang mereka lakukan, sehingga mereka dapat mengulang perilaku tersebut dikemudian hari.Misalnya" Mil, makasih ya...hari ini kamu udah bisa bangun pagi" atau"Fardiya, ibu senang kamu udah bisa jaga adik dengan baik hari ini".Singkat dan mudah dipahami oleh anak.
3.Memberi alasan
Anak-anak memperoleh manfaat jika mereka mengetahui mengapa sebuah perilaku membantu mereka dan orang lain.Hal itu membantu mereka membantu mereka memahami hubungan antara perilaku mereka dan apa yang terjadi pada diri mereka.Misalnya,"Terimakasih kamu sudah bisa bangun pagi, jadi ibu tidak perlu repot membangunkamu, dan kamu tidak terlambat kesekolah."
4.Hadiah
Kadang perlu juga kita memberi hadiah atas perilaku positif yang ditunjukkan, dan sejauh mana kita harapkan perilaku positif itu muncul.Hanya harus dilakukan secara situasional agar tidak menjadi suatu pelicin atau suap.Sesuatu yang sudah menjadi tanggung jawab anak sebaiknya jangan diberi imbalan, begitu pula untuk hal yang sifatnya remeh.Karena imbalan atau pujian yang terlalu sering dilakukan untuk hal-hal kecil, mengakibatkan tidak membawa dampak perubahan pada anak. seperti halnya memberi es krim setiap kali memintanya,akhirnya pujian atau imbalan itupun akan kehilangan pengaruhnya pada anakk kita.
Hadiah atau imbalan tidak harus berupa materi semata, karena bisa membentuk anak kita menjadi sangat materialistik. Bisa berupa non materiil, misalnya.boleh menonton TV, lebih lama. Boleh main diluar rumah. Atau juga,waktu belajar diperpendek,dansebagainya.Konsekuensi positif ini, berkait dengan hal- hal yang paling disukai oleh anak kita. Baik berupa kegiatan ataupun permainan, bisa juga orang-orang yang dicintainya.Pada akhirnya orangtua akan senang bila mempunyai daftar konsekuensi yang murah.

PUNISHMENT
Ketika masalah perilaku negatif terjadi, salah satu jenis konsekuensi negatif
adalah menarik kebebasan.beberapa keadaan di sesuaikan untuk hal ini. Misalnya, jika anak anda lupa waktu main, hingga meninggalkan sholatnya, anda bisa melarangnya untuk bermain sebelum dia melakukan kewajibannya sholatnya, untuk hari yang lain.
TIME OUT
Untuk anak-anak kecil, kehilangan pada waktu-waktu tertentu bisa jadi sangat efektif. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu adalah dengan menggunakan apa yang di sebut "time out" berarti menjauhkan anak dari semua kesenangan dalam kehidupan seorang anak. Cara ini merupakan cara mendisiplinkan anak tanpa harus menggunakan anak tangan atau menaikkan suara aanda.Pada dasarnya, "Time out" mencakup kegiatan menyuruh anak anda duduk di suatu tempat selama beberapa waktu tertentu. Disitu anda akan melihat, bahwa anak sebagian besar tidak menyukai Time out, karena mereka lebih menyukai melakukan hal-hal yang menyenangkan.
Segera setelah terjadi masalah perilaku, jabarkan perilaku yang tidak baik itu pada anak. Perintahkan untuk "time out".Katakan dengan tenang dan cukup sekali saja.Jangan memberi alasan, berbantah, menaikkan suara, atu memukul pantat. Jangan memberi perhatian lebih pada anak anda, pada saat seperti ini.
Pikirkan tempat nyaman untuk daerah time out, seperti kursi,sofa, bangku kecil.Pastikan tempat itu nyaman, terang dan terbebas dari "pengalih perhatian yang menyenangkan", seperti TV,Radio , atou mainan.
Waktu time out, disesuaikan dengan usia anak.satu menit untuk satu tahun.dan seterusnya.
MENAMBAH TUGAS RUMAH
Proses menambah tugas rumah, cukup sederhana,Misalnya, anak anak menaruh pakaian kotornya di lantai. sebagai konsekuensi negatif, anak anda diminta untuk mengumpulkan pakaian kotor semua anggota keluarga.
Dan seterusnya. Banyak contoh bisa diterapkan untuk hal ini.

SYARAT MEMBERIKAN PUNISHMENT
A. Jangan menumpuk konsekuensi negatif diatas konsekuensi negatif lain
Hukuman yang berlebihan, bukan berarti efektif untuk perbaikan, malah bisa berakibat sebaliknya.anak akan makin depresi, dan kehilangan penerimaan diri.
B.Bersikap tenang
Hal yang paling sulit dilakukan oleh para orangtua, adalah bersikap tenang ssat memberikan hukuman. Padahal efektifitas konsekuensi negatif ini, tergantung dari cara penyampaiannya.Pembicaraan penuh kemarahan tidak akan berhasil dan justru menimbulkan lebih banyak masalah.